Oleh: Vinni Rizky Darmawan
BUNGOPOST.COM –Kecerdasan Buatan (Artificiale Intelegence) atau yang dikenal sebagai “AI” adalah bidang ilmu komputer yang dikhususkan untuk memecahkan masalah kognitif yang umumnya terkait dengan kecerdasan manusia, seperti pembelajaran, pemecahan masalah, dan pengenalan pola. Kecerdasan Buatan, sering disingkat sebagai “AI”, mungkin berkonotasi dengan robotika atau adegan futuristik, kecerdasan buatan “AI” mengungguli robot fiksi ilmiah, ke dalam non-fiksi ilmu komputer canggih modern.
Prof. Rhenald Kasali, dalam bukunya bertajuk “Disruption”. Beliau mengingatkan bahwa kita saat ini tengah berada pada era “Internet of Things“, dimana kecepatan perkembangan teknologi telah melaju secara ekponensial, yang artinya orang-orang yang masih berpikir secara linier sudah pasti akan tertinggal oleh pesatnya kemajuan peradaban.
Hukum Moore berlaku! Moore menyatakan bahwa sekali dalam 18 bulan, kompleksitas mikroprosesor komputer meningkat 200 persen. Belakangan bahkan dibutuhkan waktu yang lebih singkat daripada itu. Lompatan luar biasa dengan teknologi informasi sebagai pelaku utamanya ini adalah kata kunci dari “Revolusi Industri 4.0”. Kemudian kuartal ini menggunakan Internet of Things untuk menyelesaikan berbagai masalah untuk menjadi pemikir proses industri.
AI saat ini telah memasuki dunia Adobe Photoshop. Adobe Photoshop merupakan salah satu aplikasi yang digunakan oleh para fotografer. Kalangan fotografer akhir-akhir ini semakin banyak membicarakan tentang keberadaan kecerdasan buatan, karena berdampak besar pada keberadaan profesi fotografer. Adobe meluncurkan versi beta dari Photoshop, yang menggunakan teknologi AI. Pembaruan ini terletak pada “Generative Fill” sebuah fitur inovatif yang memanfaatkan kekuatan AI untuk membuat latar belakang dan objek digital. Teknologi kecerdasan buatan generatif Adobe Photoshop memudahkan pembuatan konten menggunakan perintah teks. Sehingga pengguna tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk mengedit gambar secara manual. Cukup masukkan skrip di kolom prompt yang sesuai. Fitur bertenaga AI ini melakukannya secara instan.
Hal yang bisa terjadi dengan hadirnya Photoshop Beta ini, para masyarakat mampu mengedit dan menghadirkan suatu foto hanya dengan memanfaatkan fitur “Generative Fill”. Sehingga mampu mendoktrin para masyarakat untuk tidak menggunakan jasa fotografer professional. Sebagai fotografer wedding pemula, penulis menilai ini bukanlah masalah yang kompleks dan besar. Hal ini kembali lagi kepada sudut pandang kita, karena fotografi pernikahan berbicara tentang menangkap momen spesial dan sakral yang penuh emosi. Ini tentang emosi yang penuh air mata, penuh tawa dan kebahagiaan didalam momen yang sakral. Teknologi AI pada Photoshop Beta dapat membantu kita mengedit foto-foto itu membuat menjadi lebih baik dan menjadi lebih inovatif lagi.
Bakat seorang fotografer terletak pada bercerita, melihat momen-momen spesial, dan menerjemahkannya menjadi kenangan yang abadi. Kenangan yang abadi akan menjadi bagian dari hidup dan menjadi cerita dikemudian hari. AI tidak bisa meniru itu. Sentuhan karakteristik manusia, mata kreatifnya, dan hubungan yang dibangun disaat mengabadikan momen membuat pekerjaan kita benar-benar istimewa dan mempunyai bagian tersendiri di setiap momen hidup seseorang.
Jadi, gunakan AI sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi editing. Sehingga mampu mengehemat waktu dan membuat lebih banyak opsi lagi untuk menjadi kreatif. Tetapi jangan pernah lupa bahwa esensi dari fotografi pernikahan terletak pada menangkap momen nyata dan otentik yang tidak dapat diproduksi oleh AI. AI bisa menjadi teman kita yang fantastis dan inovatif, tetapi tidak bisa menggantikan nilai seni dari mata yang kita tangkap dan memberikan kenangan indah kepada para klien.