Menu

Mode Gelap
Izin Dicabut, Kasat Pol PP Segel Tempat Hiburan Karoke dan Resto di Pegasus Bungo Dikabarkan Hilang, Ibu Muda di Merangin Ini Ditemukan Warga Sudah Membusuk Tanpa Busana Dandim 0416/Bute Letkol Inf Evid Nirwan Memberikan Reward Kepada Pemenang LKJ TMMD ke-117 Momen Keseruan Meet And Greet Superman Is Dead dan Ratu Aulia bersama Fans di Bungo Sumatera Barat Berlakukan Pembebasan Pajak, Denda hingga Bea Balik Nama Kendaraan

NASIONAL · 18 Apr 2023 21:48 WIB ·

SIAP SIAP! Durasi Gerhana Matahari Total 3 Jam 10 Menit, Hanya Masyarakat di Daerah Ini yang Bisa Lihat


 SIAP SIAP! Durasi Gerhana Matahari Total 3 Jam 10 Menit, Hanya Masyarakat di Daerah Ini yang Bisa Lihat Perbesar

MALUKU,BUNGOPOST.COM– Gerhana Matahari Total akan memakan waktu lebih kurang 3 jam 10 menit 32 detik. Akan tetapi, tak seluruh daerah di Indonesia yang bisa menyaksikan fenomena alam ini.

Gerhana Matahari Total yang berdurasi 3 jam 10 menit 32 detik ini, hanya bisa disaksikan di Pulau Kisar Kabupaten Maluku Barat Daya pada 20 April 2023.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kelas 1 Ambon, Djati Cipto Kuncoro menyampaikan, masyarakat Pulau Kisar Maluku Barat Daya bisa menyaksikan puncak gerhana selama satu menit lima detik pada pukul 13.22.56 WIT.

“Hanya masyarakat Pulau Kisar yang bisa menyaksikan gerhana matahari total. Sedangkan sebagian wilayah Maluku mengalami gerhana matahari sebagian, karena merupakan wilayah utara dan selatan dari jalur gerhana matahari total,” paparnya.

Untuk durasi gerhana matahari sebagian selama 3 jam 9 menit 28.7 detik yakni di pukul 13:34:25.8 WIT. Dan daerah yang dapat diamati di sejumlah wilayah di Maluku, khususnya di Ambon.

“Fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrida,” terang Djati.

Menurut Djati, Gerhana Matahari Hibrida terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat dalam satu garis. Sehingga, di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil.

Gerhana Matahari Hibrid (GMH) ini merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena, sehingga peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka.

Saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya, sedangkan di tempat tertentu lainnya, matahari seakan-akan tertutupi bulan.

“Kepada masyarakat hendaknya tidak melihat proses gerhana secara langsung, karena radiasi matahari dapat merusak mata,” imbaunya.

Djati menyarankan, apabila masyarakat ingin menyaksikan Gerhana Matahari Total supaya menggunakan kacamata khusus.

“Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari,” tutupnya.(*)

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Terungkap! Hakim Ubah Hukum Mati Ferdy Sambo Jadi Penjara Seumur Hidup karena Berjasa di Polri Selama 30 Tahun

1 September 2023 - 07:33 WIB

Sumatera Barat Berlakukan Pembebasan Pajak, Denda hingga Bea Balik Nama Kendaraan

24 Agustus 2023 - 01:54 WIB

Bupati Bungo, Sekda dan Beberapa Kepala Dinas Hadiri Pekan Nasional Kontak Tani Nelayan Andalan (Penas KTNA) ke XVI

11 Juni 2023 - 03:26 WIB

Respon Partai Demokrat Terkait Pernyataan Presiden Jokowi Soal Undangan ke Istana

31 Mei 2023 - 13:50 WIB

Kabar MA Bakal Kabulkan PK KSP Moeldoko, SBY ke Kader Demokrat: Jika Keadilan tak Datang, Kita Berhak Memperjuangkannya

30 Mei 2023 - 01:33 WIB

Hasil Sidang Isbat, 1 Syawal Jatuh Pada Hari Sabtu 22 April 2023

20 April 2023 - 12:55 WIB

Trending di NASIONAL